Membuat rencana perjalanan atau itinerary adalah cara untuk membuat liburan lebih teratur. Namun, sebaiknya Anda tidak membuat itinerary yang terlalu ketat dan lebih fleksibel. Itinerary yang terlalu ketat bisa menjadi sumber stres dan mengurangi kesenangan liburan karena Anda merasa tertekan untuk mengikuti rencana secara ketat.
Dilansir Kompas.com, berikut beberapa tanda itinerary terlalu ketat yang dapat mengurangi kenikmatan liburan:
1. Sulit Beradaptasi dengan Perubahan Rencana
Rencana liburan bisa saja berubah dan membutuhkan adaptasi. Orang yang terlalu ketat dengan itinerary mungkin akan kesulitan beradaptasi jika ada perubahan, seperti cuaca buruk yang mengubah rencana kunjungan ke air terjun.
2. Saling Menyalahkan Saat Rencana Berubah
Perfeksionis yang terlalu patuh pada itinerary cenderung menyalahkan diri sendiri atau orang lain jika rencana tidak berjalan sesuai rencana awal, seperti ketika museum yang ingin dikunjungi ternyata tutup.
3. Takut Liburan
Orang yang menginginkan segala sesuatunya berjalan sempurna seringkali overthinking dan membayangkan skenario terburuk, seperti takut badai saat naik kapal ferry ke Bali, yang bisa membuat mereka membatalkan rencana.
4. Tidak Mendapatkan Manfaat Liburan
Memaksakan diri untuk mengikuti itinerary dengan sempurna dapat menghilangkan manfaat liburan. Alih-alih bersantai, Anda malah merasa lelah dan cemas.
5. Terlalu Fokus untuk Mengesankan Orang Lain
Terlalu patuh pada itinerary dengan tujuan mengesankan orang lain di media sosial dapat mengurangi kenikmatan liburan Anda. Lebih baik fokus menikmati momen dan sesekali mengabadikannya.
6. Kurang Menikmati Momen
Terlalu fokus pada itinerary dapat membuat Anda kurang menikmati momen, seperti saat mendaki gunung Anda hanya berpikir untuk mencapai puncak dan berfoto, bukan menikmati perjalanannya.