Istilah "jam koma" kini marak diperbincangkan di media sosial, terutama di kalangan generasi Z. Kondisi ini menggambarkan kelelahan otak dan mental akibat paparan informasi atau stimulasi berlebihan.
Jam koma menjadi indikator bahwa otak telah mencapai kelelahan yang sangat tinggi hingga mengganggu kesehatan mental, fisik, dan kognitif seseorang. Lantas, bagaimana mengenali tanda-tanda jam koma? Berikut ciri-cirinya yang dirangkum dari Kompas.com.
1. Gangguan konsentrasi dan fokus
Ilmuwan otak sekaligus Dekan FK UPN Veteran Jakarta, Taufiq Pasiak, menjelaskan bahwa salah satu tanda jam koma adalah sulitnya seseorang untuk fokus dan konsentrasi, baik saat bekerja maupun berbicara.
"Waktu fokusnya menjadi pendek atau bahkan tidak ada sama sekali," ujarnya dikutip Kompas.com pada Rabu (23/10/2024).
2. Berkurangnya kejernihan berpikir dan kelenturan kognitif
Taufiq juga menyebutkan bahwa jam koma bisa menyebabkan hilangnya kejernihan berpikir dan fleksibilitas kognitif. Kemampuan berpikir jernih dan fleksibel dapat turun drastis, sehingga mempersulit individu dalam memahami informasi atau mengubah pola pikir untuk memecahkan masalah.
3. Ingatan jangka pendek terganggu
Kelelahan otak bisa menyebabkan gangguan memori jangka pendek. Contohnya, seseorang mungkin kesulitan mengingat nama orang baru.
"Apa yang barusan terjadi bisa tidak diingat, seperti nama orang, tempat, atau kejadian yang baru saja berlangsung," jelas Taufiq.
4. Mudah lelah dan menurunnya motivasi
Selain mental, kelelahan otak juga memengaruhi fisik. Seseorang yang mengalami jam koma menjadi cepat lelah, dan hal ini berdampak pada motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
"Aktivitas yang biasanya dikerjakan dengan senang dan nyaman, bisa menjadi sulit dilakukan. Aktivitas mental yang ringan bahkan terasa sulit dimulai," tuturnya.
5. Pengambilan keputusan terganggu
Jam koma juga memengaruhi kemampuan mengambil keputusan. Otak menjadi lebih lambat dalam bekerja, mengganggu proses eksekutif dan pengambilan keputusan.
"Bahkan ‘akal sehat’ atau rasionalitas seperti hilang. Hal-hal yang tampak sepele diputuskan menjadi kelamaan," kata Taufiq.
6. Meningkatnya sensitivitas emosional
Akibat kelelahan otak, emosi seseorang menjadi tidak stabil dan lebih sensitif. Hal ini dapat membuat seseorang mudah marah, gampang tersinggung, dan kehilangan kesabaran.
7. Gangguan fisik
Kelelahan otak seringkali disertai gejala fisik seperti tubuh yang terasa sangat lelah dan kualitas tidur yang menurun.
"Beberapa orang jadi mudah terbangun, bahkan ada yang mimpi buruk," ungkap Taufiq.